34 Sekolah di Purwakarta Jadi Percontohan Pendidikan Berbasis Pertanian REPUBLIKA.cO.ID. Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta mendata ada 34 seKO yang menjadi percontohan lembaga pendidikan berbasis lingkungan Sekolah tersebut teln menerapkan pelajaran pertanian terhadap siswanya. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan.nh diterbitkannya Perbup Pendidikan Berkarakter, saat ini perlahan tapi pasti sekolah-sekolan sudah mengaplikasikan pelajaran dengan ilmu lingkungan. Bahkan, dari sektor pertaniun anak-anak sudah menikmati hasilnya. "DI 34 sekolah itu, anak-anak diajarkan mengenai ilmu pertanian, Yaitu menanam padi d palawija," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (26/7). Menurut Purwanto, sektor pertanian masuk ke kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Akan tetapi, semua siswa harus terlibat ak Karena kegiatan ini fisika, kimia, dan lainnya. Lahan pertanian yang dimiliki sekolah sudah menjadi laboratorium dengan seluruh mata pelajaran. Seperti biologi, matematika, besar bagi para siswa. Mereka bisa mempraktikkan teori yang diperolehnya di laboratorium ini. Dengan begitu, anak-anak diharapkan bisa meningkatkan wawasan dan pengetahuannya. "Dari menanam padi saja, banyak ilmu baru yang bisa diperoleh para siswa," ujarnya Purwanto menyebutkan, dari 34 sekolah yang sudah berbasis pertanian itu, di antaranye SDN Kahuripan, SD dan SMP satu atap Nagrog Wanayasa, SMPN 3 Pasawahan dan SMPN 2 Pondoksalam. Ke depan, pihaknya akan terus mendorong supaya sekolah di Purwakarta seluruhnya bisa berbasis lingkungan. Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya ingin mengubah tradisi lama di sekolah. Salah satunya soal praktikum. "Praktik biologi, dari dulu hingga sekarang paling populer siswa melakukan kegiatan praktik membuat taoge," ujar Dedi. Padahal, di lingkungan sekitar banyak yang perlu diamati. Misalkan, di wilayah Sukatani yang merupakan sentra penghasil tape singkong. Di sana, para pelajar bisa mengamati proses pembuatan tape singkong itu. Bahkan, diharapkan bisa ada terobosan baru, misalnya pelajar bisa menghasilkan tape dengan rasa yang lebih manis dan kemasannya menarik. "Pendidikan kita belum ke sana. Makanya, di Purwakarta sedikit demi sedikit anak-anak harus mengenal lingkungannya," ujarnya.Lengkapilah bagian yang kosong pada tabel di bawah ini berdasarkan isi artikel koran tersebut!Informasi Penting yang Dibahas dalam Artikel Koran : Pertanyaan yang Ingin Aku Tanyakan Berdasarkan isi Artikel Koran :Pelajaran yang Aku Dapatkan Setelah Membaca Artikel Koran :
1. 34 Sekolah di Purwakarta Jadi Percontohan Pendidikan Berbasis Pertanian REPUBLIKA.cO.ID. Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta mendata ada 34 seKO yang menjadi percontohan lembaga pendidikan berbasis lingkungan Sekolah tersebut teln menerapkan pelajaran pertanian terhadap siswanya. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan.nh diterbitkannya Perbup Pendidikan Berkarakter, saat ini perlahan tapi pasti sekolah-sekolan sudah mengaplikasikan pelajaran dengan ilmu lingkungan. Bahkan, dari sektor pertaniun anak-anak sudah menikmati hasilnya. "DI 34 sekolah itu, anak-anak diajarkan mengenai ilmu pertanian, Yaitu menanam padi d palawija," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (26/7). Menurut Purwanto, sektor pertanian masuk ke kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Akan tetapi, semua siswa harus terlibat ak Karena kegiatan ini fisika, kimia, dan lainnya. Lahan pertanian yang dimiliki sekolah sudah menjadi laboratorium dengan seluruh mata pelajaran. Seperti biologi, matematika, besar bagi para siswa. Mereka bisa mempraktikkan teori yang diperolehnya di laboratorium ini. Dengan begitu, anak-anak diharapkan bisa meningkatkan wawasan dan pengetahuannya. "Dari menanam padi saja, banyak ilmu baru yang bisa diperoleh para siswa," ujarnya Purwanto menyebutkan, dari 34 sekolah yang sudah berbasis pertanian itu, di antaranye SDN Kahuripan, SD dan SMP satu atap Nagrog Wanayasa, SMPN 3 Pasawahan dan SMPN 2 Pondoksalam. Ke depan, pihaknya akan terus mendorong supaya sekolah di Purwakarta seluruhnya bisa berbasis lingkungan. Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya ingin mengubah tradisi lama di sekolah. Salah satunya soal praktikum. "Praktik biologi, dari dulu hingga sekarang paling populer siswa melakukan kegiatan praktik membuat taoge," ujar Dedi. Padahal, di lingkungan sekitar banyak yang perlu diamati. Misalkan, di wilayah Sukatani yang merupakan sentra penghasil tape singkong. Di sana, para pelajar bisa mengamati proses pembuatan tape singkong itu. Bahkan, diharapkan bisa ada terobosan baru, misalnya pelajar bisa menghasilkan tape dengan rasa yang lebih manis dan kemasannya menarik. "Pendidikan kita belum ke sana. Makanya, di Purwakarta sedikit demi sedikit anak-anak harus mengenal lingkungannya," ujarnya.Lengkapilah bagian yang kosong pada tabel di bawah ini berdasarkan isi artikel koran tersebut!Informasi Penting yang Dibahas dalam Artikel Koran : Pertanyaan yang Ingin Aku Tanyakan Berdasarkan isi Artikel Koran :Pelajaran yang Aku Dapatkan Setelah Membaca Artikel Koran :
Penjelasan:
tenyho dumukn lier ihhh